Seutas Titian Harapan

Berjalan pada seutas titian harapan… Melangkah dengan sisa asa terlindung, terhempas di hamparan padang tak bertuan, hangus terbakar gejolak, terbang terbawa ego… Terdiam tanpa hasrat, menatap tanpa batas. Kebekuan bukan jawaban, mengalir bukan tujuan…. Beri aku satu kesempatan, kuberi engkau sejuta keindahan. Beri aku satu harapan, kuberi engkau sejuta bukti.

Tuhan, aku sangat tahu Engkaulah yang telah mempertemukan kami berdua. Entah untuk sebuah maksud ataukah hanya sebatas perkenalan. Tapi aku merasa telah menemukan dermaga hatiku saat aku menggenggam jemarinya. Hati ini seperti menemukan pelabuhan untuk ditinggali, aku tenang, aku nyaman dan tidak pernah sekuat ini.

Tuhan maafkan aku yang ingin memiliki dia seutuhnya tanpa menyadari bahwa semuanya milik-Mu. Maafkan aku yang telah menyimpan ego dalam mencintainya sangat dalam. Aku kadang bertindak paksa agar Engkau tidak memisahkan kami. Tuhan, air mata ini telah banyak berbicara, Engkau tahu kan maksudnya? Tuhan, salahkah aku jika ingin Engkau menggoreskan ceritaku dan ceritanya pada kertas yang sama. Aku tak sanggup bernafas hanya kerena tak mendengar kabar darinya. Dia milik-Mu Tuhan. Iya, aku sadar itu. Tapi bolehkah aku meminta satu hal dari-Mu Tuhan? Aku hanya ingin bersama dia, sampai aku bertemu dengan-Mu nanti.

Tapi kenapa Tuhan? Ketika aku mati-matian mempertahankan hubungan ini, disaat itu dia mati-matian ingin mengakhiri semuanya. Iya, memang pantas jika aku dikatakan orang bodoh. Aku bisa apa tanpa ridho-Mu Tuhan? Aku tak ingin menyesal pada akhirnya, salahkah jika aku ingin mencoba lagi? Mencoba terus? Mempertahankan ketidakmungkinan ini?

Tuhan, apakah perasaanku hanyalah sebuah permainan baginya? Setelah dia membuatku jatuh cinta, lalu dia meninggalkanku. Hati ini pernah dia bubuhkan cinta, dan kemudian dia iris dalam-dalam. Dia tancapkan segala macam luka dan kemudian dia taburi garam. Mata ini pernah berbinar karenanya, dan kemudian dia buat pedih hingga tak bisa kuhitung lagi berapa tetes yang telah jatuh tiap malamnya.

Cinta ini terlalu besar untuk direlakan pergi begitu saja. Aku ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, tidak sesiap yang aku perkirakan. Aku bukanlah orang yang tegar. Mengetahui orang yang sangat kucintai pergi begitu saja, pergi tanpa cinta yang tersisa untukku… Entahlah. Setidaknya aku pernah mencoba untuk tidak gagal.


Share, comment and enjoy!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *